1.
PENGERTIAN
PENDERITAAN
· PENGERTIAN PENDERITAAN
Penderitaan adalah suatu keadaan
dimana kita merasa disakiti atau di tindas secara fisik maupun mental. Contoh
secara fisik yaitu : mengalami suatu musibah, terkena penyakit, dll. Contoh
secara mental yaitu : mendapat cacian, di kecewakan, di kucilkan, di khianati
dan di itnggalkan.
Dalam pengertian lain,
penderitaan berasal dari kata "derita" ,dan kata derita berasal dari
bahasa sansekerta "dhra" yang artinya menahan atau menanggung.
Penderitaan bisa saja di alami oleh semua orang. Penderitaan sesorang belum tentu
sama dengan penderitaan yang di alami oleh orang lain. Tingkat intensitas
penderitaan juga bertahap yaitu dari yang ringan hingga yang berat. Penderitaan
merupakan langkah awal sesorang untuk bangkit dari keterpurukan agar menjadi
lebih baik dari sebelumnya.
· CONROH PENDERITAAN
Manusia lebih menyukai
kenikmatan. Sedangkan penderitaan sangat di hindarkan, dalam suatu kehidupan
manusia. Seseorang pasti akan merasakan penderitaan bagaimanapun jenis dan
bentuknya. Contoh penderitaan fisik, bencana yang sedang di hadapin oleh orang
tersebut, setra masalah yang sedang menimpa orang tersebut. Penderitaan terbagi
menjadi 2 yaitu penderitaan yang bersifat lama dan penderitaan yang bersifat
sementara. Penderitaan yang bersifat lama atau tidaknya tergantung oleh
penyebab penderitaan tersebut. Contoh penderitaan yang bersifat lama.
Kehilangan orang yang penting di dalam kehidupan seseorang. Sedangkan contoh
penderitaan yang bersifat sementara adalah di kecewakanya oleh seseorang.
Penderitan dan kenikatan manusia/seseorang dengan menyukai atau tidaknya sesuatu. Jika manusia tersebut suka makan ia akan menikmati apa yang sedang dia rasakan. Sedangkan jika dia tidak menyukai maka dia akan merasa menderita dengan apa yang ia rasakan. Penderitaan yang selalu di hadapi oleh manusia bermanfaat untuk menjadi bahan instropeksi diri masing-masing manusia. Selain menjadi bahan instropeksi dapat pula menjadi suatu pengalam seseorang untuk menjadi manusia yang lebih bijak. Penderitaan tidak selalu merugika untuk yang merasakan. Mental seseorang sangat berperan penting untuk menghadapi penderitan yang sedang di alami. Selain mental yang kuat peran orang sekitar manusia juga sangat berperan untuk menyelesaikan penderitaan dan juga memberikan dorangan motivasi serta jalan keluar untuk menyelesaikan penderitaan seseorang.
Penderitaan Sebuah Fenomena
Universal
Penderitaan, memang tak hanya
terjadi lantaran perang ataupun tingkah manusia agresif lainnya. Banyak hal
yang sebenarnya yang bisa menjadi penderitaan manusia, bencana alam, musibah
atau kecelakaan, penindasan, perbudakan, kemiskinan dan lain sebagainya. Selain
itu penderitaan boleh juga dibilang sebagai fenomena yang universal.
Penderitaan tidak mengenal ruang dan waktu. Ini berarti bahwa penderitaan tidak
hanya dialami oleh manusia di zaman ini, dimana kebutuhan dan tuntutan hidup
semakin meningkat yang pada instansi berikut bisa menimbullkan penderitaan bagi
yang tidak mampu memenuhinya. Akan tetapi penderitaan, konon telah dikenal
sejak kelahiran manusia pertama. Belum begitu lepas dari ingatan kita,
barangkali, betapa adam dan hawa harus menderita terlompat dari surga lantaran
tindakannya sendiri yang mengesampingkan perintah tuhan dan lebih menuruti
nafsu dan bujukan syaitan.
Penderitaan Sebagai Anak
Penguasaan
Diatas telah dikemukakan bahwa
banyak factor yang sebenarnya menjadi penyebab penderitaan manusia, pendekatan
bisa saja diakibatkan oleh perang, bencana alam, musibah atau kecelakaan,
penindasan, perbudakan, kemiskinan, dan lain sebagainya. Namun demikian tidak
jarang justru penderitaan dating atau disebabkan oleh unsure manusia itu
sendiri. Banyak factor bukti menunjukkan bahwa factor yang telah disebut di
atas mampu menjadi timbulnya penderitaan lewat sentuhan tangan manusia.
Manusia sebagai factor utama penyebab
penderitaan memang sudah disadari sejak dahulu, penderitaan manusia yang satu
tidak bisa dilepaskan daru ulah manusia lainnya. Ini semua sulit terbantahkan
mengingat penderitaan itu pada dasarnya merupakan anak penguasaan, dan jarang
sebagai anak kebebasan.
Penderitaan manusia, sebagai buah
dari praktek penguasaan, tidak lepas pula dari pengamatan para sastrawan, atau
bahkan pada seniman pada umumnya. Dan memang terhadap yang satu ini mereka
umumnya lebih mudah menangkan fenomena tersebut dan sekaligus lebih vokal dalam
menyuarakannya dibandingkan kelompok property lainnya.
2.
SIKSAAN
· PENGERTIAN SIKSAAN
Penderitaan biasanya disebabkan
oleh siksaan. Siksaan biasa dirasakan pada badan atau jasmani dan juga dapat
berupa siksaan jiwa atau rohani. Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan
sehari-hari banyak terjadi dan banyak dibaca di berbagai media massa. Bahkan
kadang-kadang ditulis di halaman pertama dengan judul huruf besar dan kadang
disertai gambar-gambar.
Siksaan atau penyiksaan (Bahasa
Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk
menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan
penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja
dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman,
sadisme, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda
atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan
sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat
digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan
kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. Sepanjang
sejarah, siksaan telah juga digunakan sebagai cara untuk memaksakanpindah agama
atau cuci otak politik.
Penyiksaan hampir secara
universal telah dianggap sebagai pelanggaran berat hak asasi manusia, seperti
dinyatakan Deklarasi Hak Asasi Manusia. Para penandatangan Konvensi Jenewa
Ketiga dan Konvensi Jenewa Keempat telah menyetujui untuk tidak melakukan
penyiksaan terhadap orang yang dilindungi (penduduk sipil musuh atau tawanan
perang) dalam suatu konflik bersenjata. Penanda tangan UN Convention Against
Torture juga telah menyetujui untuk tidak secara sengaja memberikan rasa sakit
atau penderitaan pada siapapun, untuk mendapatkan informasi atau pengakuan,
menghukum, atau memaksakan sesuatu dari mereka atau orang ketiga. Walaupun
demikian, organisasi-organisasi seperti Amnesty International memperkirakan
bahwa dua dari tiga negara tidak konsisten mematuhi perjanjian-perjanjian
tersebut.
· PHOBIA
Phobia adalah rasa ketakutan
yang berlebihan pada sesuatu hal. Phobia bisa dikatakan dapat menghambat
kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang
pengidap Phobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering
dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya. Ada perbedaan “bahasa” antara
pengamat fobia dengan seorang pengidap fobia. Pengamat fobia menggunakan bahasa
logika sementara seorang pengidap fobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi
pengamat dirasa lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil
seperti KECOA atau CECAK. Sementara dibayangan mental seorang pengidap fobia
subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan
ataupun menakutkan.
Setiap manusia dihadapkan pada
peringatan serta ancaman yang sangat menuntut perhatian. Rasa takut betul-betul
memperlambat dan mengendalikan sejumlah besar emosipsikosomatis.
Salah satu tujuan dari pengendalian adalah untuk membantu seseorang untuk
menghindarkan diri dari bahaya dan mengatasinya. Bila seseorang diliputi rasa takut,
kebahagiaan maupun sukses kita terancam, orang itu sering mengalami rasa nyeri
pada perut, telapak tangan berkeringat, jantung berdenyut kencang, malas
bergerak, gagap bicara dan lain sebagainya.
Seseorang yang pertumbuhan
mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks) dikemudian
harinya. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran
pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi
dengan sumber Fobia secara otomatis akan merasa cemas dan agar
"nyaman" maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara
"mundur kembali"/regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak
diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang
secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi). Pola respon negatif
tersebut dapat berkembang terhadap subjek subjek fobia lainnya dan
intensitasnya semakin meningkat. Walaupun terlihat sepele, “pola” respon
tersebut akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah lainnya. Itu
sebabnya seseorang penderita fobia menjadi semakin rentan dan semakin tidak
produktif. Fobia merupakan salah satu dari jenis jenis hambatan sukses lainnya.
CERITA SEPUTAR PHOBIA
·Contohnya Rachel Green dalam
serial Friends. Tokoh yang di perankan Jennifer Anniston ini ceritanya selalu
ngejauhin ayunan karena waktu kecil, rambutnya pernah nyangkut di rantai
pegangannya. Kalo udah parah, penderitanya bisa terserang panik saat ngeliat
hal yang dia takutin. Sesak nafas, deg-degan, keringat dingin, gemetaran,
bahkan sampe nggak bisa menggerakkan badannya.
· R.Kelly, Whoopi Goldberg
dan Dalai Lama, termasuk kategori selebrities with Aviophobia, yaitu phobia
terbang.
· Kim Basinger, Rose McGowan
dan si bintang Home Alone, Macaulay Culkin adalah penderita Agoraphobia, yaitu
takut sama tempat umum dan keramaian.
· Penyanyi dan pencipta
lagu, John Meyer punya 14 track di albumnya “Room for Squares”. Padahal track
ke 13 nggak ada suara apa-apa alias hening selama 0,2 detik dan nggak ada
title-nya di cover album. Kemungkinan besar, John Meyer pengidap
triskaidekaphobia, takut sama angka 13!
· Masih tentang
triskadeikaphobia. Adolf Hitler juga penderitanya. Pesawat temput NAZI yang
tadinya bernomer seri He-112 diganti menjadi He-100 untuk menghindari adanya
seri He-113. And, do you notice, nggak ada mobil yang bernomer 13 di arena
Formula 1 (F1). Mobil nomer 13 dihilangkan setelah ada dua pembalap meninggal
memakai nomer tersebutJohnny Depp dan P. Diddy juga ternyata menderita
coulrophobia alias takut sama badut. Sedangkan mantan suami Angelina Jolie,
Billy Bob Thornton takut sama mebel antik! Aneh kan?! Karena sifatnya yang
nggak rasional itu, dunia medis menganggap phobia sebagai gangguan psikologis.
Dan penelitian memang membuktikan bahwa phobia termasuk salah satu bentuk
gangguan kejiwaan yang paling sering ditemui di masyarakat dan merupakan
gangguan psikologis terbesar ketiga setelah depresi dan kecanduan alkohol.
· 3 SIKSAAN YANG SIFATNYA PISIKIS
a. Kebimbangan
Kebimbangan pasti akan dialami
ketika seseorang dihadapkan oleh dua pilihan yang penting yang ia tidak dapat
menentukan pilihan yang mana yang akan diambil.
Pada kasus banjir di Jakarta,
banyak warga Jakarta mengalami kebimbangan, apakah saat banjir datang mereka
mengungsi atau tetap berada dirumah sambil menunggu air surut, kebimbangan
mereka antara lain disebabkan kecemasan akan aman atau tidaknya harta benda
mereka jika ditinggal mengungsi, karena di Jakarta banyak orang-orang yang
mengambil kesempatan dalam kesempitan dan disatu sisi bahwa jika mereka tetap
tinggal di rumah, mereka juga cemas jika banjir melanda rumah mereka
berhari-hari dan ketersedian bahan makanan akan habis bagaimana dengan
anak-anak mereka. Inilah contoh kebimbangan yang dialami warga Jakarta dan
sekitarnya pada saat banjir melanda Jakarta dan sekitarnya pada beberapa bulan
yang lalu, keadaan ini berpengaruh tidak baik baik orang yang lemah pikirannya,
karena masalah kebimbangan akan lama dialami olehnya sehingga siksaan yang
dirasakan olehnya pun menjadi berkepanjangan. Bagi orang yang kuat berfikir ia
akan cepat mengambil keputusan dengan berdasarkan pertimbangan prioritas,
prioritas pada kasus banjir di Jakarta dan sekitarnya adalah nyawa mereka dan
anak-anak mereka bukan harta benda, karena harta benda dapat dicari / dibeli
kembali tetapi nyawa mereka dan anak-anak mereka tak dapat kembali lagi.
Bagi orang yang lemah
berfikirnya, masalah kebimbangan akan lama dialami, sehingga siksaan itu
berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang kuat berpikirnya ia akan cepat mengambil
suatu keputusan, sehingga kebimbangannya dapat diatasi.
b. Kesepian
Kesepian dialami seseorang berupa
rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya, hal ini akan terus ia rasakan walaupun ia
dalam lingkungan orang ramai. Ini yang perlu dianalisa pertama kali.
Kesepian ini tidak perlu dicampuradukkan dengan keadaan sepi. Perbedaan antara
kesepian dengan kesendirian. Kesepian itu perasaan sepi. Sendirian itu ketika
seseorang dalam keadaan sendiri. Kesepian bisa berarti seperti “tikus
kelaparan di lumbung padi”. Banyak orang di sekitarnya tetapi tetap merasa
sepi. Sedangkan sendirian dalam keadaan sendiri, tetapi tidak merasa sepi.
Pada kasus tsunami di Aceh pada
Tanggal 26 Desember 2004, banyak orang Aceh yang mengalami kesepian, kesepian
ini dikarenakan banyak orang-orang Aceh ditinggal mati keluarga dan orang yang
mereka sayangi, mereka merasa kesepian bahkan sampai ada yang tak mau hidup
lagi, karena mereka beranggapan hidup mereka tidak beguna lagi tanpa
orang-orang yang mereka sayangi, hari-harinya mereka merasa kesepian walaupun
ditengah orang yang ramai menghibur dirinya.
Seperti juga kebimbangan,
kesepian perlu segera diatasi agar seseorang tidak terus menerus merasakan
penderitaan batin. Solusi yang kami tawarkan adalah :
1. Berfikir
positif, Yakinlah semua yang telah menimpah manusia adalah berasal dari
ketentuan Allah, ingatlah Allah SWT tidak pernah memberikan ujian yang
melebihi batas kemampuan manusia, berdoa dan kembali lebih mendekatkan diri
kepada Allah akan membuat hati (batin) tidak kesepian, karena Allah akan selalu
bersama manusia dikala senang / bahagian maupun dikala duka / menderita.
2. Sebagai
homo socius, seorang perlu kawan untuk menghilangkan rasa kesepian, orang itu
perlu cepat mencari kawan yang dapat diajak untuk berkomunikasi yang dapat
mengerti dan menghayati kesepian yang dialami kawan lainnya.
3. Selain
mencari kawan, untuk menghilangkan rasa kesepian, seseorang juga perlu mengisi
waktunya dengan suatu kesibukan, khususnya yang bersifat fisik, sehingga rasa
kesepian tidak lagi memperoleh tempat yang menyita waktu dalam dirinya.
c. Ketakutan
ketakutan merupakan bentuk
lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin.
· PENYEBAB SESEORANG MERASA KETAKUTAN
PHOBIA DISEBABKAN OLEH. .
Sama kayak jenisnya, ternyata penyebab phobia juga
macem-macem. Analisa yang pertama karena adanya faktor biologis di dalam tubuh,
seperti meningkatnya aliran darah dan metabolisme di otak. Sebab-sebab
lain diantaranya:
· Agorafobia
arti harfiah dari agorafobia adalah takut akan keramaian atau tempat terbuka. secara lebih khusus agorafobia menunjukkan ketakutan akan terperangkap, tanpa cara yang mudah untuk terlepas bila kecemasan menyerang.
arti harfiah dari agorafobia adalah takut akan keramaian atau tempat terbuka. secara lebih khusus agorafobia menunjukkan ketakutan akan terperangkap, tanpa cara yang mudah untuk terlepas bila kecemasan menyerang.
Keadaan-keadaan yang sulit bagi penderita agoraphobia adalah
antri di bank atau pasar swalayan, duduk di tengah-tengah bioskop atau ruang
kelas dan mengendarai bis atau pesawat terbang. beberapa orang menderita
agorafobia setelah mengalami serangan panik pada salah satu keadaan tersebut.
yang lainnya hanya merasakan tidak nyaman dan tidak pernah mengalami serangan
panik.
Agorafobia sering mempengaruhi kegiatan sehari-hari, kadang sangat berat sehingga penderita hanya diam di dalam rumah. Pengobatan terbaik untuk agorafobia adalah terapi pemaparan,
dengan bantuan seorang ahli, penderita mencari, mengendalikan dan tetap berhubungan dengan apa yang ditakutinya sampai kecemasannya secara perlahan berkurang karena sudah terbiasa dengan keadaan tersebut (proses ini disebut habituasi). psikoterapi dilakukan agar penderita lebih memahami pertentangan psikis yang melatarbelakangi terjadinya kecemasan.
· Fobia Spesifik
Fobia spesifik merupakan penyakit kecemasan yang paling
sering terjadi.
beberapa fobia spesifik (misalnya takut binatang, kegelapan atau orang asing) mulai timbul pada masa kanak-kanak. banyak fobia yang menghilang setelah penderita beranjak dewasa. fobia lainnya (misalnya takut hewan pengerat, serangga, badai, air, ketinggian, terbang atau tempat tertutup) baru timbul di kemudian hari. 5% penduduk menderita fobia tingkat tertentu pada darah, suntikan atau cedera; dan penderita bisa mengalami pingsan, yang tidak terjadi pada fobia maupun penyakit kecemasan lainnya. Sebaliknya, banyak pendeita penyakit kecemasan yang mengalami hiperventilasi, yang menimbulkan perasaan akan pingsan, tetapi mereka tidak pernah benar-benar pingsan.
beberapa fobia spesifik (misalnya takut binatang, kegelapan atau orang asing) mulai timbul pada masa kanak-kanak. banyak fobia yang menghilang setelah penderita beranjak dewasa. fobia lainnya (misalnya takut hewan pengerat, serangga, badai, air, ketinggian, terbang atau tempat tertutup) baru timbul di kemudian hari. 5% penduduk menderita fobia tingkat tertentu pada darah, suntikan atau cedera; dan penderita bisa mengalami pingsan, yang tidak terjadi pada fobia maupun penyakit kecemasan lainnya. Sebaliknya, banyak pendeita penyakit kecemasan yang mengalami hiperventilasi, yang menimbulkan perasaan akan pingsan, tetapi mereka tidak pernah benar-benar pingsan.
Penderita seringkali dapat mengatasi fobia spesifik dengan
cara menghindari benda atau keadaan yang ditakutinya.
terapi pemaparan merupakan sejenis terapi perilaku
dimana penderita secara bertahap dihadapkan kepada benda atau keadaan yang
ditakutinya. terapi ini merupakan pengobatan terbaik untuk fobia spesifik.
psikoterapi dilakukan agar penderita memahami pertentangan psikis yang mungkin melatarbelakangi terjadinya fobia spesifik.
psikoterapi dilakukan agar penderita memahami pertentangan psikis yang mungkin melatarbelakangi terjadinya fobia spesifik.
· Fobia Sosial
Kemampuan seseorang untuk menjalin hubungan yang serasi
dengan yang lainnya melibatkan berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan
keluarga, pendidikan, pekerjaan, hobi, kencan dan perjodohan.
kecemasan tertentu dalam situasi sosial adalah normal, tetapi penderita fobia sosial merasakan kecemasan yang berlebihan sehingga mereka menghindari situasi sosial atau menghadapinya dengan penuh tekanan.
penelitian terbaru menunjukkan bahwa 13% penduduk pernah mengalami fobia sosial.
kecemasan tertentu dalam situasi sosial adalah normal, tetapi penderita fobia sosial merasakan kecemasan yang berlebihan sehingga mereka menghindari situasi sosial atau menghadapinya dengan penuh tekanan.
penelitian terbaru menunjukkan bahwa 13% penduduk pernah mengalami fobia sosial.
Keadaan-keadaan yang sering memicu terjadi kecemasan pada
penderita fobia sosial adalah:
- berbicara di depan umum
- tampil di depan umum (main drama atau main musik)
- makan di depan orang lain
- menandatangani dokumen sebelum bersaksi
- menggunakan kamar mandi umum. Penderita merasa
penampilan atau aksi mereka tidak tepat. Mereka seringkali khawatir bahwa
kecemasannya akan tampak, sehingga mereka berkeringat, pipinya kemerahan,
muntah, gemetaran atau suaranya bergetar; jalan pikirannya terganggu atau tidak
mampu menemukan kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan maksud mereka.
Jenis fobia sosial yang lebih umum ditandai dengan kecemasan pada hampir seluruh situasi sosial. Penderita fobia sosial menyeluruh biasanya merasa bahwa penampilannya tidak sesuai dengan yang diharapkan, mereka akan merasa terhina atau dipermalukan.
Beberapa orang memiliki rasa malu yang wajar dan menunjukkan malu-malu pada masa kanak-kanak yang di kemudian hari berkembang menjadi fobia sosial. yang lainnya mengalami kecemasan dalam situasi sosial pertama kali pada masa pubertas.
Fobia sosial sering menetap jika tidak diobati, sehingga
penderita menghindari aktivitas yang sesungguhnya ingin mereka ikuti. terapi
pemaparan merupakan sejenis terapi perilaku yang efektif untuk mengatasi
fobia sosial.
Psikoterapi dilakukan agar penderita lebih memahami
pertentangan batin yang mungkin melatarbelakangi terjadinya fobia sosial.
Beberapa istilah sehubungan dengan fobia :
· afrophobia — ketakutan akan orang Afrika atau
budaya Afrika.
· caucasophobia — ketakutan akan orang dari ras kaukasus.
· hydrophobia — ketakutan akan air.
· photophobia — ketakutan akan cahaya.
· antlophobia — takut akan banjir.
· cenophobia — takut akan ruangan yang kosong
3.
KEKALUTAN MENTAL
· PENGERTIAN KEKALUTAN MENTAL
Penderitaan batin dalam Ilmu
Psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan
mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan
seseorang menghadapai persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan secara
kurang wajar.
Dalam uraian pengertian gangguan
jiwa ada beberapa pendapat dari para ahli psikologi. Diantaranya salah satu
definisi gangguan jiwa dikemukakan Frederick H. Kanfer dan Arnold P. Goldstein.
Menurut kedua ahli tersebut gangguan jiwa adalah kesulitan yang harus dihadapi
oleh seseorang karena hubungannya dengan orang lain, kesulitan karena
persepsinya tentang kehidupan dan sikapnya terhadap dirinya sendiri.
Bentuk gangguan dan kekacauan
fungsi mental, atau kesehatan mental yang disebabkan oleh kegagalan bereaksinya
mekanisme adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan terhadap stimuli ekstern dan
ketegangan-ketegangan, sehingga muncul gangguan fungsi atau gangguan struktur
dari satu bagian, satu organ, atau sistem kejiwaan/mental. Merupakan totalitas
kesatuan ekspresi proses kejiwaan/mental yang patologis terhadap stimuli
sosial, dikombinasikan dengan faktor-faktor kausatif sekunder lainnya (patalogi
= ilmu penyakit ).
Sumber : http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/KIUNTBK/disk1/9/kiuntbk-gdl-isnainiroh-414-3-babiii.pdf
· GEJALA-GEJALA SESEORANG MENGALAMI KEKALUTAN MENTAL
Gejala-gejala timbulnya kekalutan
mental yaitu :
· Banyak konflik
· Ada rasa tersobek-sobek
oleh pikiran dan emosi-emosi yang antagonistis bertentangan
· Hilangnya harga diri
· Selalu iri hati dan
curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi
sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan
bunuh diri.
· Komunikasi sosial putus
dan ada yang disorientasi sosial
· Kepribadian yang lemah
atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah
diri, ( orang-orang melankolis)
· Terjadinya konflik sosial
– budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan
masyarakat.
· Pemahaman yang salah
sehingga memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial (overacting)
dan juga sebaliknya terlalu rendah diri (underacting).
Proses – proses yang
diambil oleh sesorang dalam menghadapii kekalutan mental, sehingga
mendorongnya kearah :
Positif, bila
trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang, akan disikapi untuk mengambil
hikmah dari kesulitan yang dihadapinya, setelah mencari jalan keluar maksimal,
tetapi belum mendapatkannya tetapi dikembalikan kepada sang pencipta yaitu 4JJ1
SWT, dan bertekad untuk tidak terulang kembali dilain waktu.
Negatif, bila
trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan
mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang
dicita-citakan.
Contohnya :
Agresi, yaitu
: Meluapkan rasa emosi yang tidak terkendali dan cenderung melakukan
tindakan sadis yang dapat mambahayakan orang lain.
Regresi, yaitu
: Pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanakan. (menjerit, menangis dll)
Fiksasi, yaitu
: Pembatasan pada satu pola yang sama (membisu, memukul dada sendiri dll)
Proyeksi, yaitu
: Melemparkan atau memproyeksikan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang
lain.
Indentifikasi,
yaitu : Menyamakan diri dengan sesorang yang sukses dalam imajinasi,
(kecantikan, dengan bintang film .dll)
Narsisme, self
love yaitu : Merasa dirinya lebih dari orang lain.
Autisme yaitu :
Menutup diri dari dunia luar dan tidak puas dengan pantasinya sendiri.
Sumber : http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/KIUNTBK/disk1/9/kiuntbk-gdl-isnainiroh-414-3-babiii.pdf
· TAHAP-TAHAP GANGGUAN KEJIWAAN
a. Gangguan kejiwaan nampak dalam
gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya
b. Usaha mempertahankan diri dengan cam negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
c. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
d. Krisis ekonomi yang berkepanja
gan telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama
gangguan kecemasan.
e. Dipicu oleh faktor
psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses
pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah.
Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang
terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal
dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.
f. Faktor sosial atau lingkungan
juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan
populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak mendukung
untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan terkena gangguan
jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi
mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak
berlaku secara absolut.
· SEBAB-SEBAB TIMBULNYA KEKALUTAN MENTAL
Sebab-sebab timbulnya kekalutan
mental :
1. Kepribadian yang lemah akibat
kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna
2. terjadinya konflik sosial budaya
2. terjadinya konflik sosial budaya
3. cara pematangan batin yang
salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial
Sumber : http://sdkhandoko.blogspot.com/
· PROSES=PROSES KEKALUTAN MENTAL
Positif, bila trauma (luka
jiwa) yang dialami seseorang, akan disikapi untuk mengambil hikmah dari
kesulitan yang dihadapinya, setelah mencari jalan keluar maksimal, tetapi belum
mendapatkannya tetapi dikembalikan kepada sang pencipta yaitu 4JJ1
SWT, dan bertekad untuk tidak terulang kembali dilain waktu.
Negatif, bila trauma yang
dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi,
yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang dicita-citakan.
Contohnya :
Agresi, yaitu
: Meluapkan rasa emosi yang tidak terkendali dan cenderung melakukan
tindakan sadis yang dapat mambahayakan orang lain.
Regresi, yaitu
: Pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanakan. (menjerit, menangis dll)
Fiksasi, yaitu
: Pembatasan pada satu pola yang sama (membisu, memukul dada sendiri dll)
Proyeksi, yaitu
: Melemparkan atau memproyeksikan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang
lain.
Indentifikasi,
yaitu : Menyamakan diri dengan sesorang yang sukses dalam imajinasi,
(kecantikan, dengan bintang film .dll)
Narsisme, self
love yaitu : Merasa dirinya lebih dari orang lain.
Autisme yaitu :
Menutup diri dari dunia luar dan tidak puas dengan pantasinya sendiri.
Sumber : http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/KIUNTBK/disk1/9/kiuntbk-gdl-isnainiroh-414-3-babiii.pdf
4.
PENDERITAAN DAN
PERJUANGAN
· HUBUNGAN ANTARA PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
Setiap manusia yang ada di dunia
ini pasti akan mengalami penderitaan, baik yang berat maupun yang ringan.
Penderitaan adalah bagiuan kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena
tergantung kepada manusia itu sendiri bisa menyelesaikan masalah itu semaksimal
munkgin apa tidak. Manusia dalah makhluk berbudaya, dengan budaya itulah ia
berusdaha mengatasi penderitaan yang mengancam hidupnya atau yang dialaminya. Hal
ini bisa mebuat manusia kkreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang
lain yang melihat atau berada di sekitarnya.
Penderitaan dikatakan sebagai
kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup, bahwa manusia
hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, tetapi juga harus merasakan
penderitaan. Manusia juga harus optimis tiap mengalami penderitaan tersebut.
Katena penderitaan sebagaimana halnya hanya sebagai ujian dari yang Maha Kuasa.
Pembebasan dari penderitaan pada
hakekatnya untuk meneruskan kelangsungan hidup. Caranya manusia terssebut harus
berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar,
dengan waspada dan disertai doa kepada Tuhan supaya kita bisa terhindar dari
segala bahaya dan malapetaka. Manusia hanya berencana tetapi Tuhan juga yang
menentukan. Kelalaian manusia bisa menjadi sumber dari segala penderitaan
tersebut. Penderitaan yang terjadi selasin dialami sendiri ole orang yang
bersangkutan, tetpi juga bisa dialamai oleh orang lain. Penderitaan juga bisa
terjadi akibat kelalaian orang lain atau penderitaan orang lain.
· HUBUNGAN ANTARA PENDERITAAN, MEDIA MASA DAN SENIMAN
Dalam dunia modern sekarang ini
kemungkinan terjadi penderitaan itu sangat besar. Hal ini dibuktikan dengan
kemajuan teknologi yang sangat pesat. Penciptaan bom atom, reaktor nuklir,
pabrik senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang
terjadinya penderitaan manusia.
Beberapa sebab lain yang
menimbulkan penderitaan manusai adalah kecelakaan, bencana alam dan lain-lain.
Contohnya tenggelamnya kapal laut, meletusnya gunue berapi, tsunami dan
sebagainya bisa membuat manusia menderita karena bencana tersebut.
Berita mengenai penderitaan
manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar kaca dan berbagai media
lainnya. Berita-berita tersebut ditayangkan dimaksudkan agar semua orang yang
menyaksikan tau melihat ikut merasakan penderitaan sesamanya. Dengan demikian
diharapkan dapat menggugah hati manusia untuk bebuat sesuatu. Nyatanya tidak
sedikit bantuan dari para dermawan untuk meringankan penderitaan dan
penyelamatan dari musinbah tersebut. Bantuan bisa datang secara perseorangan
atau kelompok atau bisa juga dari sebuah oraganusasi tertentu.
Media masa merupakan alat yang
paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan kepada
masyarkan luas. Dengan demikian masyarakat dapat dengan segera meliai untuk
menentukan sikap antara manusia terutama yang bersimpati. Tetapi tidak kalah
pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya, sehingga para
pembaca, penonton dapat menkhayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.
5.
PENDERITAAN DAN
SEBAB-SEBABNYA
· SEBAB-SEBAB TIMBULNYA PENDERITAAN
Apabila dikelompokkan secara
sederhana berdasarkan sebab – sebab timbulnya penderitaa, maka penderitaan
manusia dapat diperinci sebagai berikut:
a. Penderitaan yang timbul
karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manisa
karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan
hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini terkadang disebut
nasib buruk. Nasib buruk tersebut dapat berubah menjadi baik. Dengan kata lain
manusia itu sendirilah yang dapat memperbaiki nasibnya. Tuhan yang menntukan
sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya. Perbuatan manusia terhadap
lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia. Tetapi kadang manusia itu
sendiri tidak menyadarinya, contohnya kita membuang sampah sembarangan sehingga
menyebabkan banjir.
b. Penderitaan yang timbul
karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Penderitaan manusia dapat juga
terjadi akibat penyakit atau azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakan dan optimisme
dapat menjadi usaha untuk mengatasi penderitaan tersebut.
6.
PENGARUH PENDERITAAN
· PENGARUH YANG TERJADI TERHADAP SESEORANG YANG MENGALAMI
PENDERITAAN
Penderitaan termasuk realitas
dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat
ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidalmya
intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh
seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu
penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah
awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan "risiko" hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bennakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa "sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna", "nasi sudah menjadi bubur". Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan "risiko" hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bennakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa "sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna", "nasi sudah menjadi bubur". Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar